Jumat, 01 Oktober 2010

PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks. Akal budi manusia membuat perkembangan dalam kebudayaan, baik kebudayaan rokhaniah maupun kebudayaan kebendaan.

1.PERTUMBUHAN PENDUDUK

Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi dan masalah penduduk. Contohnya adalah pertumbuhan penduduk brarti bertambahnya penduduk berarti bertambahnya pemukiman, kebutuhan akan lapangan pekerjaan, dan gedung-gedung sekolah, jika tidak diimbangi oleh pertumbuhan finansial, seperti bertambahnya pemukiman, kebutuhan akan lapangan pekerjaan, dan gedung-gedung sekolah tentu saja akan menimbuklan tingginya angka pengangguran, semakin meningkatnya tingkat kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung serta timbulnya berbagai kejahatan atau kriminalitas lain.

Perkembangan Penduduk Dunia Tahun 1830 - 2006

Kalau dilihat dari tabel di samping pertumbuhan penduduk makin cepat. Penggadaan penduduk (double population) jangka waktunya makin singkat.





Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada table berikut

Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun.





1.Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi Penambahan/pertambahan penduduk:

a. Kematian (Mortalitas)

b. Kelahiran (Fertilitas)

c. Migrasi

2.RATE

Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.

1. Kematian

1. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)

Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000 orang. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus:






atau

Pm = jumlah penduduk per pertengahan tahun

K = Konstanta = 1.000 D = Jumlah kematian

Jadi jumlah penduduk yang mewakili suatu tahun tertentu ialah jumlah penduduk pada bulan Juni. Penduduk pertengahan tahun ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Pm = jumlah penduduk pertengahan tahun

P1 = jumlah penduduk pada awal tahun

P2 = jumlah penduduk pada akhir tahun

Contoh soal:

Jika daerah X pada tanggal 31 Desember 1980 memunyai penduduk 550 orang dan pada tanggal 31 Desember 1981 mempunyai penduduk 650 orang, maka jumlah penduduk pada pertengahan tahun

1981 berjumlah : 1/2 (550 + 650) = 600 orang

apabila pada tahun 1981 di daerah X ada 12 orang yang meninggal dunia, maka :

CDR = 12/600 x 1000 =20

Jadi pada tahun 1981 di daerah X tiap 1000 penduduk terdapat kematian/jumlah yang meninggal 20 orang.

b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)

Tingkat kematian itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Seperti contohnya manusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada manusia umur 25 tahun atau pekerjaannya sebagai tentara dan berada di medan perang.Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur (specific Death Rate).

Dengan rumus:

D1 = Kematian penduduk kelompok umur i

Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun kelompok umur

K = Konstanta (= I000)

2. Fertilitas (kelahiran Hidup)

· Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut:

a. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup bayi yang baru lahir

b. Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak

c. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.

d. dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja.

· Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan.

a. Facundity (kesuburan)

Facundity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk

mempunyai anak.

b. Fertility (fertilitas)Fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang

wanita atau sekelompok wanita.

· Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR).

Tingkat kelahiran kasar adalah jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun tersebut.

Dengan rumus:

B = Jumlah kelahiran hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu

Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

K = Konstanta (1000)

·

GeGeneral Fertility Rate (GFR) Angka Kelahiran Umum

GFR adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Wanita yang berumur produktif antara 15-44 tahun atau antara 15-49 tahun.

Jadi untuk menghitung angka kelahiran ini diperlu-kan jumlah penduduk wanita usia produktif/subur.

Dengan rumus :

B = Jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada suatu tahun tertentu.

Fm = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun.

K = Konstanta (=1000)



Indonesia jumlah wanita dalam usia subur (15-49) tahun sekitar 23530 ribu dan jumlah kelahiran sekitar 2985 ribu sehingga :




· Age Specific Fertility Rate (ASFR) Tingkat Kelahiran Khusus

ASFR menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok umur 15-49 tahun. Ukuran ini lebih baik daripada ukuran di atas, karena pengaruh daripada variasi kelompok umur dapat dihilangkan. Oleh karena itu ada perbedaan yang jelas mengenai fertilitas wanita dalam tiap kelompok interval 5 tahun. Jadi kalau dituliskan dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut:

Bi = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur I tahun

Fmi = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun dalam kelompok umur

K = Konstanta (=1000)

3. Migrasi

Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Perpindahan penduduk ada yang bernama migrasi dan mobilitas. Mobilitas adalah perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Sedangkan mingrasi di kaitkan dengan waktu misalnya minimal 6 bulan atau satu tahun. Sedangkan bagi mereka yang pernah pindah tempat tinggal kurang dari batas waktu tersebut disebut melakukan mobiltias sirkuler.

Migrasi ini adalah merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Seorang imigran sebaiknya mengetahui faktor-faktor sebagai berikut:

  1. persediaan sumber alam
  2. lingkungan sosial budaya
  3. potensi ekonomi
  4. alat masa depan

Dengan adanya intervening Obtacles (rintangan antara) maka timbul dua proses migrasi yakni :

1. Migrasi bertahap

2. Migrasi langsung

Secara garis besar kemampakan migrasi di Indonesia dibagi menjadi dua kemampakan yaitu : urbanisasi dan migrasi intergional atau transmigrasi.


Akibat Migrasi:

a. Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Urbanit biasanya berasal dari golongan muda yang mencari pekerjaan di kota

b. Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar jawa. Contoh: DKI Jakarta

c. Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya sebesar 0,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia

4.Komposisi penduduk

Komposisi penduduk merupakan pengelompokan daripada penduduk yang didasarkan pada karakteristik tertentu yang akan disesuaikan dengan kegunaannya, contohnya komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin mempunyai perananyang sangat penting hanya dapat untuk mengetahui :

  1. Pertumbuhan penduduk di suatu daerah termasuk cepat atau lambat.
  2. Rasio ketergantungan.
  3. Jumlah wanita dalam usia subur
  4. Jumlah tenaga kerja yang tersedia.
  5. Berdasarkan tempat tinggal.

f. Bentuk piramida bentuk.

Menurut John Clark pertumbuhan penduduk dikatakan cepat bila golongan umur 0-14 tahun lebih dari 40% dari golongan umur 60 tahun dan lebih sama atau kurang dari 10%. 4) atau juga bisa dengan melihat piramida penduduk. Keadaan struktur atau komposisi penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk piramida yang berbeda-beda pula.

Ada tiga jenis struktur penduduk :

1. Piramida penduduk muda

Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita jumpai pada negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazilia, Indonesia.
















2. Piramida Stationer

Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.Piramida penduduk yang berbentuk sistem ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda, Skandinavia.












3. Piramida penduduk tua

Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesan dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia, Perancis


















5.Rasio Ketergantungan (Dependency of ratio)

Dari komposisi penduduk menurut umur dapat dipakai untuk menghitung rasio ketergantungan. dengan rasio ketergantungan ialah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen (%).

Batas golongan umur produktif kerja (aktif ekonomi) masing-masing daerah/negara berbeda-beda. Biasanya terletak antara umur 15 tahun sampai 65 tahun. Sehingga dengan demikian rasio ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut:







Rasio ketergantungan Indonesia pada tahun 1976 adalah :

Jadi makin tinggi jumlah penduduk usia muda dan jompo makin besar rasio ketergantungannya. Artinya beban penduduk pada kelompok umur produktif kerja (aktif ekonomi) untuk dapat menghasilkan barang atau jasa ekonomi bagi golongan umur muda dan jompo adalah tinggi.

Sebagai ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :

DR kurang dari 62,33% adalah baik

DR lebih dari 62,33% jelek

Penggolongan umur penduduk dalam kelompok produktif sangat berpengaruh dalam lapangan penghidupan produktivitas kerjanya dalam lapangan produksi.

Penggolongan menurut DW Sleumer :

0 - 14 golongan belum produktif

15 - 19 golongan kurang produktif penuh

20 - 54 golongan produktif

55 - 64 golongan tidak produktif penuh

65 ke atas go]ongan inproduktif

Penggolongan menurut Sumbarg

0-15 golongan belum produktif

15 - 65 golongan produktif penuh

65 ke atas golongan produktif berkurang

Penggolongan menurut Widjojo, Pullerd dan John Clark.

0- 14 golongan belum produktif

15 - 64 golongan produktif

65 ke atas golongan tidak produktif

2.KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN

A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA

1. Zaman Batu sampai Zaman Logam

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoris, ternyata bahwa zaman batu itupun terbagi dalam :

· Zaman batu tua (Palaeolithikum)

· Zaman batu muda (Neolithikum).

Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar-kasar, misalnya kapak genggam (berasal dari eropa, Eropa,Afrika, Asia Tengah sampai Punsjab (India), di Asia Tenggara tidak ada)

Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil bersegi-segi itu berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah Selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke Semenanjung Malaka.

Lebih lanJut menyebar ke Sumatra, Jawa. K'llimantan Barat. Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi. berlanjut Ke Pilipina. Kapak-kapakbatu serupa itu diasah sampai mengkilat dan diikat kepada tangkai kayu dengan rotan.

Bersamaan dengan persebaran budaya kapak-kapak batu itu, tersebar pula bahasa Proto-Austronesia, Dengan begitu bahasa Proto Austronesia sebagai induk bahasa-bahasa di Wilayah negara-negara anggota Asean,khususnya Republik Indunesia., kemudian muncul bahasa melayu lalu menjadi bahasa Indonesia.

Zaman batu muda (Neolithikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman inL mereka mulai hidup menetap, membuat rumah. membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan beternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka telah mengenal dan memiliki kepandaian ngecor/mencairkan logam dari biji besi, dan menuangkan ke dalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka lampu mernbuat aneka ragam senjata berburu dan berperang serta alat-alat lain yang rnereka perlukan.

Bangsa-hangsa Proto-Austronesia yang rnasuk dari Semenanjung Indo China ke Indonesia itu rnembawa Kebudayaan Dongson (senjata tajarn dan kapak berbentuk sepatu dari bahan perunggu.

Suatu hal yang patut dicatat tentang permulaan zaman logam ini ialah bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya, dan zaman tersebut pada dasarnya penting sekali untuk perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.

2.KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA, DAN ISLAM.

a) Kebudayaan Hindu dan Budha.

Pada ke-3 dan ke-4- agama Hindu yang berasal dari India masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau Budha masuk ke Indonesia. Agama/ajaran Budha dapat dikatakan berpandangan Iebih maju dari pada Hinduisme, sebab Budha tidak ada kasta-kasta dalam masyarakat.

Baik hindu atau budha melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitektur (relief-relief). Contoh candi-candi: Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan

(Jawa Tengah), Badul, KidaL Jago, Singosari, di sekilar kola Blitar, semuanya di wilayah propinsl di Jawa Timur.

b) Kebudayaan Islam

Pada abad ke-l5 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali Sanga Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung dalam suasana damai. Pada abad ke- I 5, ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah negara-negara pantai yang menganut agama Islam. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

c) kebudayaan Barat

Awal kebudayaan Barat masuk ke negara tercinta Republik Indonesia ketika kaum kolonialis/penjajah mengedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaen muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat.

Berkembang dua lapisan:

1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh.

2. Lapisan sosial kaum pegawai.

Pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan agama Kristen Protestan. Agama tersebut bersifat swasta dan di sebarkan di daerah yang belom terkena agama hindu, budha, atau islam (Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan Tengah. Nusa Tenggara Timur dan pedalaman Kalimantan).

Sudah menjadi watak dan kepribadian Timur pada umumnya, menerima setiap kebudayaan yang

dalang dari luar namun di sesualkan dengan kebudayaan lama. Seperti yang ada di Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Kita bangsa indonesia harus bisa menerima kebudayaan luar yang masuk namun di saring oleh nilai-nilai pancasila dan adat istiadat. Kita harus mengembangkan budaya sehingga dapat mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

Kebudayaan dan Kepribadian

Kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Kita dapat tau pada sisi mana kebudayaan dapat memberikan pengaruh terhadap suatu kepribadian yaitu jika kita melihat dari sisi sikap pemilik kebudayaan itu sendiri. Manakala pemilik kebudayaan itu menganggap bahwa segal a sesuatu yang terangkum dan terlebur dalam segala materi kebudayaan itu sebagai sesuatu

yang logis. normal serasi. dan selaras dengan kodrat alam dalam tabiat asasi manusia dan sebagainya.

Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan sistem kaidah yang menjadi menjadi suatu "aturan

permainan" dalam pergaulan hidup. Jika seseorang melakukan hal yang berbeda, akan dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan dengan kodrat alam dsb.

Contohnya jika ada wanita yang hamil di luar ikatan pernikahan, itu melanggar norma agama serta adat istiadat bangsa indonesia, sehingga wanita ini akan dikucilkan oleh masyarakat karena dianggap menyalahi aturan. Mengapa dianggap menyalahi aturan? Karena kasus tersebut telah melanggar nilai-nilai budaya dan system kaidah sebagai "peraturan permainan" dalam pergaulan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Namun berbeda jika melakukannya di Negara Barat atau Negara Komunis, perilaku ini dianggap biasa saja, tidak menyalahi aturan karena mereka membenarkan , membenarkan kebiasaan/tingkah laku seperti itu. Sama sekali bukan merupakan pelanggaran adat istiadat, etika, moral, atau kepribadian bangsanya.

Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hukum adat. . Di luar itu, ciri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat/bangsa, juga tercermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari.

Seperti kebudayaan Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, dan memiliki sifat gotong royong yang merupakan ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada Republik Indonesia, dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia sudah sering dirasakan oleh turis-turis asing.

Ciri khas kepribadian suatu bangsa dalam bentuk laindapat diamati dalam macam ragam karya budayanya. Misalnya dari karyakarya budaya/karya seni tari, seni pahat/seni ukir, seni sastra, seni bangunan, atau dalam berbagai bentuk ragam pakaian adat. Indonesia memiliki kebhinekaan dalam hal, bahasa, adat istiadat, berbagai ragam karya budaya dari ke bhinekaan suku-suku bangsanya. Tegasnya corak-corak kebudayaan dari berbagai suku-suku bangsa Republik Indonesia, memberikan corak-corak

kepribadian bangsa Indonesia.

Referensi :

Bab II Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar ”Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk"