Kamis, 17 November 2011

Wi-Fi Networking


Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu komplotan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.11 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.

Tekonologi utama yang banyak digunakan untuk membuat jaringan nirkabel adalah keluarga protokol 802.11, dikenal juga sebagai Wi-Fi. Keluarga protokol 802.11 dari protokol radio (802.11a,802.11b, dan 802.11g) telah menikmati popularitas yang luar biasa di Amerika Serikat dan Eropa. Dengan menggunakan keluarga protokol yang sama, para produsen di seluruh dunia telah membuat peralatan yang saling interoperable. Keputusan ini telah tebukti menjadi anugrah yang luar biasa terhadap industri dan para konsumen. Konsumen dapat memakai peralatan yang menggunakan 802.11 tanpa harus takut terhadap ketergantungan terhadap suatu pedagang. Hasilnya, konsumen bisa membeli peralatan murah dalam volume yang sudah menguntungkan para produsen. Jika para produsen memilih untuk tetap memakai protokol mereka sendiri, sepertinya tidak mungkin jaringan nirkabel dapat semurah dan bisa ada dimana-mana seperti sekarang ini.

Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat. Tingginya animo masyarakat --khususnya di kalangan komunitas Internet-- menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.

Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot. Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut --yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan-- dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.

Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia. Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara Asia.

Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002.

Istilah-Istilah Wireless:
Channel
Bayangkanlah pita frekuensi seperti sebuah jalan, dan channel seperti jalur-jalur pemisah pada jalan tersebut. Semakin lebar pita frekuensi, semakin banyak channel yang tersedia. Agar dapat saling berkomunikasi, setiap peralatan wireless harus menggunakan channel yang sama.

MIMO
MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO menawarkan peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi.


Enkripsi
Enkripsi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengkodekan data sedemikian rupa sehingga keamanan informasinya terjaga dan tidak dapat dibaca tanpa didekripsi (kebalikan dari proses enkripsi) dahulu. Contoh : WEP, WPA.

SSID
SSID (Service Set IDentifier) merupakan identifikasi atau nama untuk jaringan wireless. Setiap peralatan Wifi harus menggunakan SSID tertentu.  Peralatan Wifi dianggap satu jaringan jika berada dalam SSID yang sama.

POE (Power Over Ethernet)
Teknik pengiriman energi listrik (arus lemah) malalui cable UTP dengan memanfaatkan DC Injector.

Troughput
Kecepatan dan kemampuan untuk menerima dan mengirim data.

HotSpot
Area yang menyediakan layanan internet berbasis wireless.

Sumber:
1.       Buku “Jaringan Wireless Di Dunia Berkembang” di terjemahkan oleh Onno W Purbo dkk
2.       Buku 100 tips&trik Wi-Fi - jubile enterprise - elexmediakomputindo
3.       Mari Belajar Komputer, Dadang S. Puwradi- 
4.       http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi
5.       http://om-anca.blogspot.com/2008/10/pengertian-wi-fi.html

Cloud Computing (Komputasi Awan)

Cloud computing, atau kerap disebut juga komputasi awan, mulai sering dibicarakan belakangan ini. Sebenarnya ini bukanlah teknologi baru, tetapi merupakan satu tahapan evolusi komputasi yang natural melalui beberapa era:

* Mainframe (1970-80)
* Client Server (90), diawali dari jaman PC di rumah
* Internet (1990-2000)
* Virtualisasi
* IT sebagai Layanan -> Cloud Computing
Komputasi awan sendiri merupakan perwujudan dari demokratisasi teknologi, di mana teknologi sekarang terjangkau untuk siapapun, karena layanan komputasi awan tersedia mulai dari yang gratis sampai berbayar.

Banyak orang mendefinisikan komputasi awan menurut versi sendiri-sendiri, namun kita bisa mengambil patokan dari NIST (National Institute of Standards and Technology) :
  • On-demand self-service – setiap orang bisa mendaftarkan dirinya sendiri tanpa bantuan siapapun, dan menikmati layanan sesuai kebutuhan
  • Broad network access – layanan komputasi awan bisa diakses dari manapun, dengan perangkat apapun
  • Resource pooling – semua sumber komputasi dikumpulkan dan dipergunakan bersama-sama
  • Rapid elasticity – setiap kebutuhan bisa dilayani secara elastik tergantung kebutuhan saat itu
  • Measured service – semua layanan bisa diukur (dan ditagih biayanya) sesuai dengan penggunaan aktual
Komputasi awan bukanlah solusi untuk semua masalah TI, tetapi merupakan satu komponen dari satu solusi TI yang lengkap, yang biasanya merupakan gabungan dari layanan awan ditambah dengan aplikasi yang terpasang di server milik sendiri.

Kalau kita berlangganan komputasi awan ibaratnya seperti kita berlangganan air bersih dari PAM (Perusahaan Air Minum), di mana kita tidak perlu menggali sumur sendiri, memiliki dan merawat pompa air sendiri, dan membayar listriknya. Kita tinggal mengambil air bersih sesuai dengan kebutuhan dan membayar iuran bulanan ke PAM.

Beberapa jenis Komputasi Awan

Ada beberapa jenis komputasi awan yang bisa digunakan sesuai kebutuhan :
  1. Komputasi awan gratis untuk konsumer – misalnya layanan seperti email, chating, jejaring sosial, dsb yang banyak tersedia di internet
  2. Komputasi awan berbayar untuk publik – misalnya layanan seperti Office 365 yang berbayar sesuai dengan kebutuhan
  3. Komputasi awan privat –misalnya layanan intranet di dalam satu perusahaan induk besar untuk melayani anak-anak perusahaan
Memanfaatkan keunggulan 

Layanan komputasi awan bukanlah solusi untuk semua masalah TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Hal terbaik untuk memanfaatkan keunggulan komputasi awan adalah dengan menggabungkannya dengan aplikasi di sisi klien dan juga server milik sendiri (jika ada). 

Dengan demikian kita akan mendapatkan banyak keuntungan dari semua fasilitas yang tersedia. Misalnya, kemampuan sisi klien untuk melakukan proses lokal sangat diperlukan pada saat sambungan internet terputus. Dan kemampuan server milik sendiri juga menjadi sangat penting jika terjadi masalah bottleneck pada jaringan internet. 

Dengan menggabungkan semua solusi yang ada, kita bisa selalu terhubung pada fasilitas komputasi meski kita sedang berada di tengah laut, ataupun di dalam pesawat tanpa sambungan internet. Dan begitu kita terhubung melalui internet, maka kemampuan client juga diperlukan untuk segera melakukan sinkronisasi dengan layanan komputasi awan.

Di bawah ini adalah beberapa keunggulan utama dari Komputasi Awan :
  1. Mendayagunakan perangkat komputasi lama menjadi sumber komputasi awan. Server yang dibuat setelah tahun 2000 sudah mendukung teknologi yang diperlukan untuk membuat awan. Tidak perlu lagi kita menggunakan perangkat model terbaru jika ingin membuat layanan awan. Namun, perangkat model terbaru memang biasanya lebih hemat daya dibandingkan dengan perangkat lama
  2. Mendorong kinerja departemen TI – Kinerja departemen TI akan mampu memenuhi setiap kebutuhan TI di dalam organisasi dengan cepat sekali. Tidak ada lagi layanan baru yang tertunda karena kendala proses pembelian dan instalasi perangkat baru yang lama. Semua layanan di dalam awan dapat segera diaktivasi dalam hitungan menit
  3. Mengikuti perkembangan jaman dengan mudah – Layanan awan akan membawa organisasi mengikuti perkembangan jaman dengan biaya yang sangat rendah. Tidak ada lagi pembelian-pembelian perangkat keras/lunak yang mahal dalam rangka mengikuti trend. Layanan awan akan memberikan semua fasilitas terbaru secara otomatis yang dikontrol secara terpusat oleh penyedia layanan awan
  4. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi – Layanan awan akan memberikan kemampuan berkomunikasi dan kolaborasi online kepada semua penggunanya
  5. Terhubung ke siapapun melalui jaringan Internet – layanan awan akan memberikan akses ke setiap orang yang terhubung melalui Internet dengan sangat mudah dan aman
  6. Memudahkan pengaturan biaya dan dukungan teknis (personil IT) – layanan awan memberikan pilihan model biaya yang berbeda dibanding dengan server milik sendiri sehingga perusahaan bisa mengatur biaya dan dukungan teknis secara lebih leluasa
Kekurangan 
Hal yang paling wajib dalam komputasi awan adalah koneksi internet, internet bisa dibilang jalan satu-satunya jalan menuju komputasi awan, ketika tidak ada koneksi internet ditempat kita berada maka jangan harap bisa menggunakan sistem komputasi awan. Hal ini masih menjadi hambatan khsusnya bagi Indonesia, karena belum semua wilayah di tanah air terjangkau oleh akses internet, ditambah lagi sekalipun ada koneksinya belum stabil dan kurang memadai.



Layanan Standar Komputasi Awan

Banyak sekali perusahaan penyedia jasa yang menjual layanan awan, namun pada dasarnya hanya ada tiga jenis layanan standar :
  1. IaaS (Infrastructure as a Service) – merupakan penyedia layanan sewa perangkat keras di suatu data center. Perangkat yang disewakan berupa server, storage (hard disk), atau switch/router. IaaS merupakan pilihan yang menarik daripada perusahaan harus melakukan pemekaran data center milik sendiri
  2. PaaS (Platform as a Service) – merupakan penyedia layanan platform pemrograman. Layanan ini bisa dimanfaatkan untuk testing, pilot, atau pembuatan prototype suatu layanan lain
  3. SaaS (Software as a Service) – merupakan penyedia layanan aplikasi jadi yang bisa diakses melalui Internet
Layanan mana yang paling tepat untuk suatu organisasi tergantung pada kebutuhan masing-masing.

Pertimbangan Implementasi

Sebelum kita memutuskan untuk menggunakan layanan komputasi awan, kita harus melakukan mempelajari kinerja penyedia layanan komputasi awan yang ada. Beberapa hal yang harus kita pelajari adalah :
  1. Profil Perusahaan – pelajari visi/misi, kultur, komitmen, lokasi pelayanan, jenis layanan, dan sebagainya
  2. Sumber daya, fasilitas, dan aturan – pastikan bahwa penyedia layanan memenuhi kriteria kita terhadap kinerja, keamanan, keselamatan, dan ketaatan terhadap hukum (misalnya lokasi penyimpanan data, dan standar apa saja yang diadopsi)
  3. Paket-paket layanan – bagaimana paket layanan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan kita, jenis platform apa yang digunakan, dan tingkat kesulitan bagi kita untuk berpindah dari satu penyedia ke penyedia lainnya
  4. Platform aplikasi – bagaimana aplikasi dikembangkan, dan kemungkinan aplikasi tersebut juga dijalankan di server/data center milik kita sendiri
  5. Layanan tambahan – apakah layanan semacam backup, recovery, archiving, dukungan teknisi, dan help desk sudah termasuk, atau membutuhkan biaya tambahan ?
  6. Administrasi – seberapa mudah kita melakukan aktivasi layanan sendiri tanpa bantuan orang lain ?
  7. Kemampuan integrasi – seberapa mudah aplikasi awan ini diintegrasikan dengan layanan atau sistem lain ? Misalnya integrasi dengan server milik sendiri, atau bahkan integrasi dengan layanan awan yang lain. Perhatikan standar apa saja yang diterapkan, dan siapa yang bisa mengatur masalah ini
  8. Komitmen terhadap SLA (kontrak tingkat layanan) – SLA apa saja yang dijanjikan, dan bagaimana hukumannya jika SLA ini tidak terpenuhi

Aspek Keamanan dan Privasi 

Ini yang terpenting. Sebelum suatu perusahaan/organisasi mendapatkan keuntungan dari komputasi awan, ada beberapa aspek yang berkaitan dengan Keamanan dan Privasi di bawah ini yang harus diperhatikan :

1. Manajemen Resiko dan Ketaatan – organisasi yang mulai mengadopsi awan tetap harus bertanggung jawab untuk aspek manajemen keamanan, resiko, dan ketaatan terhadap aturan yang berlaku di industri terkait. Manajemen resiko dan ketaatan ini membutuhkan tim internal yang kuat dan transparansi proses dari penyedia jasa awan. 

Rekomendasi : penyedia jasa awan harus menggunakan beberapa framework atau best practice seperti MOF, atau ITIL, dan memiliki sertifikasi seperti ISO/IEC 27001:2005, dan mempublikasikan laporan audit ke SAS 70 type II. Selain itu juga, disesuaikan dengan ketentuan suatu negara, mungkin juga harus taat terhadap PCI atau FISMA.

2. Manajemen Akses dan Identitas – Identitas bisa didapat melalui beberapa penyedia jasa awan, dan harus bersifat interoperabel antar organisasi yang berbeda, penyedia awan yang berbeda, dan berlandaskan proses yang kuat. 

Rekomendasi : Autentikasi yang disarankan adalah menggunakan beberapa faktor sekaligus, seperti biometric, one time password token (seperti token BCA), kartu ID dengan chip, dan password.

3. Integritas Layanan – Layanan berbasis awan harus dibangun dengan landasan keamanan yang kuat, dan proses-proses operasionalnya juga harus diintegrasikan dengan manajemen keamanan di organisasi tersebut. Penyedia layanan awan harus mengikuti proses yang bisa dibuktikan, terdefinisi, dan jelas dalam mengintegrasikan keamanan dan privasi ke dalam layanannya mulai dari titik paling awal, di setiap titik di dalam siklus, sampai paling penghabisan. Selain itu manajemen keamanan dan auditing harus selaras antara penyedia awan dan pelanggan. 

Rekomendasi : Gunakan sertifikasi semacam EAL4+ (untuk evaluasi keamanan), SDL (untuk pengembangan aplikasi), ISO/IEC 18044 (untuk incident response)

4. Integritas Klien – Layanan awan yang digunakan di sisi klien harus memperhatikan aspek keamanan, ketaatan, dan integritas di sisi klien. Integritas klien bisa ditingkatkan dengan menggunakan paduan praktek terbaik. 

Rekomendasi : Perkuat sistem desktop, pastikan kesehatan sistem desktop, terapkan IT policy yang tepat, federasi identitas, Network Access Protection dan sebagainya.

5. Proteksi Informasi – Layanan awan membutuhkan proses yang andal untuk melindungi informasi sebelum, selama, dan setelah transaksi. Manfaatkan Klasifikasi Data untuk meningkatkan kontrol terhadap data yang siap dilepas ke awan. 
Rekomendasi : Gunakan teknologi enkripsi dan manajemen hak informasi (IRM) sebelum data dilepas ke awan.

Tips

Jika suatu perusahaan tertarik untuk menerapkan layanan awan, berikut ini ada beberapa tips:
  1. Mulailah dari hal-hal yang kecil dahulu, misalnya memanfaatkan layanan awan seperti di bawah ini : Email , Calendars , Contact, Messenger, Storage, Document/Productivity, Photo, Group, News/Sport/Wheather, Devices Synchronization (live mesh), Family Safety, Mobile, Map
  2. Petakan kebutuhan bisnis ke layanan awan, jangan lakukan yang sebaliknya.
  3. Belum tentu layanan awan lebih murah, hitung biaya keseluruhan jika sistem dipakai secara penuh. Bandingkan dengan sistem lokal (on premise), dan juga pelajari kemungkinan menggabungkan layanan awan dengan sistem lokal
  4. Lakukan proses sosialisasi dan pembelajaran tentang layanan awan kepada seluruh pegawai di dalam perusahaan
  5. Pelajari kemungkinan masalah teknis seperti interoperabilitas, arsitektur, dan integrasi. Pastikan bahwa format file yang dibuat melalui layanan awan juga sama persis dengan aplikasi lokal di sisi klien
sumber:
2. -Pengenalan Ilmu Komunikasi dan Komputer, Sri Wahyuni-
3. Cloud Computing For Dummies,Judith Hurwit