Di suatu Negri Khayalan hidup tiga anak babi bernama Pipi, Popo, dan Pipo. Pipi anak babi pertama merupakan babi yang suka memasak, hidupnya hanya untuk masak. Popo anak babi kedua merupakan babi yang tidak suka makan, badanya sampai kurus untuk ukuran babi. Pipo anak babi yang terakhir merupakan babi yang paling murni hatinya, babi yang baik hati dan tidak sombong.
Pada suatu hari, mereka bertiga kebingungan karena ibu mereka jatuh sakit, penyakitnya hanya bisa di sembuhkan oleh penyihir tua di tengah hutan. Dengan bekal seadanya, mereka bertiga pergi ketengah hutan. Mereka berjalan menempus hutan selama tiga hari tiga malam. Sampailah mereka bertiga di depan rumah penyihir tua tersebut.
“Wahai penyihir tua, kami ingin menyembuhkan penyakit ibu kami, kami meminta obat dari engkau”, teriak Pipi di depan rumah penyihir tua. Sang penyihir tua menjawab dari dalam, “Berikan aku sepatu kaca yang berada tengah danau di pinggir hutan sebelah selatan, akan kuberikan obat untuk ibu kalian”.
Setelah berunding, akhirnya mereka bertiga melanjutkan perjalanan ke danau yang dituju, sayangnya, sepatu kaca itu berada di tengah danau dan ketiga babi tersebut tidak ada yang bisa berenang. Mereka berputus asa, sayup sayup terdengar permintaan tolong, mereka bertiga menyusuri sungai dan menemukan seorang pangeran yang terjerat perangkap. “Tolong, aku tiga babi kecil, jika kalian menolongku, aku akan menolong kalian”, pinta pangeran itu. Pipo sangat tidak tega dan ingin membantunya,”Bagaimana kami dapat menolongmu?”. “Tadi aku melihat kunci dari jerat ini di taruh di balik pohon oleh para perampok itu, namun lubang pohon itu sangat sempit”, kata pangeran. “Aku mungkin bisa membantu, jika kami membantumu, bolehkan engkau mengambilkan sepatu kaca yang berada di dalam danau untuk kami?”, kata Popo. “Tentu saja!”, sahut pangeran.
Popo si babi kurus menuju pohon yang disebut tadi, benar saja, lubangnya sangat sempit! Namun karena dia sangat kurus, dengan mudah dia mengambil kunci dan membukana jerat pangeran. Pangeran sangat lega, dengan senang hati pangeran berenang ke tengah danau dan memberikan sepatu kaca kepada tiga babi. Ketiga babi sangat senang dan berencana kembali secepatnya, sang pangeran
Mengikuti mereka bertiga. Di tengah jalan, mereka bertemu sekelompok serigala jahat yang kelaparan, sang pangeran langsung menghunuskan pedang untuk melindungi tiga babi. Namun jumlah mereka terlalu banyak, akhirnya Pipo berteriak,”Mengapa kalian ingin memakan kami? Kami tidak enak dimakan!”.”Kami ini sebenarnya serigala vegetarian, namun koki kami sedang sakit tangan, kami sangat kelaparan”, kata Fufu sang serigala.”Aku bisa memasak untuk kalian, maukah kalian melepaskan kami jika aku memasakan kalian?”, tanya Pipi. “Tentu saja!” kata Fufu sang serigala.
Pipi memasakkan untuk kumpulan serigala dan memberikan beberapa resep yang mudah untuk dimasak. Setelah kenyang, kawanan serigalapun membiarkan mereka lewat. Setelah perjalanan tiga hari tiga malam, akhirnya mereka sampai di rumah penyihir tua. “Wahai penyihir tua, kami telah membawakan sepatu kaca keinginanmu” kata Pipo. Sang penyihir tua keluar dengan memakai jubah menutupi kepala,”Berikan sepatu kaca itu,” kata penyihir tua. Karena terbiasa dengan kesopanan, sang pangeran memakaikan sepatu kaca itu kepada penyihir tua. Setelah memakai sepatu kaca tersebut, tubuh sang penyihir diliputi cahaya yang bersinar terang. Sang penyihir berubah menjadi perempuan muda yang cantik. “Terima kasih tiga babi, kalian telah membantuku menghilangkan kutukan yang telah diberikan oleh si hebat Proper, merubah wujudku menjadi tua renta sehingga aku tidak bisa pergi ke danau, penduduk sekitarku terlanjur takut kepadaku jadi aku tidak bisa meminta tolong kepada mereka, ini obat untuk ibu kalian, semoga cepat sembuh ya”, kata sang penyihir. Sang pangeran langsung jatuh hati kepada sang penyihir dan melamarnya, sang penyihir dengan senang hati menerima pinangan sang pangeran. Tiga babi langsung pulang ke rumah untuk memberikan obat kepada ibu mereka, setelah ibu mereka meminum obat, ibu mereka langsung sembuh. Tiga babi senang dapat menyembuhkan ibu mereka, sang pangeran dapat calon istri dan kumpulan serigala mendapat makanan mereka. Semua berakhir bahagia.
Apakah cerita ini berhenti sampai disini? Bagaimanakah perjalanan cinta sang penyihir dan pangeran? Siapah si hebat Proper? Tentu saja tidak! Mari telursuri kisah ini di blog selanjutnya…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar